Arsip Blog

LOGO GOOGLE HARI INI ; 400th Anniversary of Galileo’s Telescope

Sejak tahun 2002 Google sudah memberikan penghormatan kepada beberapa tokoh besar dunia dan hari-hari bersejarah dengan membuat logo khusus yang menggambarkan tentang tokoh tersebut dalam logo Google yang ditampilkan pada hari yang berhubungan dengan hari kelahiran atau kematian dari dan hari bersejarah lainnya dari tokoh-tokoh tersebut.

Seperti halnya hari ini Google memperingati 400th Anniversary of Galileo’s Telescope

Galileo Galilei (lahir di Pisa, Toscana, 15 Februari 1564 – meninggal di Arcetri, Toscana, 8 Januari 1642 pada umur 77 tahun) adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah.

Sumbangannya dalam keilmuan antara lain adalah penyempurnaan teleskop, berbagai observasi astronomi, dan hukum gerak pertama dan kedua (dinamika). Selain itu, Galileo juga dikenal sebagai seorang pendukung Copernicus mengenai peredaran bumi mengelilingi matahari.

Akibat pandangannya yang disebut terakhir itu ia dianggap merusak iman dan diajukan ke pengadilan gereja Italia tanggal 22 Juni 1633. Pemikirannya tentang matahari sebagai pusat tata surya bertentangan dengan ajaran Aristoteles maupun keyakinan gereja bahwa bumi adalah pusat alam semesta. Ia dihukum dengan pengucilan (tahanan rumah) sampai meninggalnya. Baru pada tahun 1992 Paus Yohanes Paulus II menyatakan secara resmi bahwa keputusan penghukuman itu adalah salah, dan dalam pidato 21 Desember 2008 Paus Benediktus XVI menyatakan bahwa Gereja Katolik Roma merehabilitasi namanya sebagai ilmuwan.

Menurut Stephen Hawking, Galileo dapat dianggap sebagai penyumbang terbesar bagi dunia sains modern. Ia juga sering disebut-sebut sebagai “bapak astronomi modern”, “bapak fisika modern”, dan “bapak sains“. Hasil usahanya bisa dikatakan sebagai terobosan besar dari Aristoteles. Konfliknya dengan Gereja Katolik Roma (Peristiwa Galileo) adalah sebuah contoh awal konflik antara otoritas agama dengan kebebasan berpikir (terutama dalam sains) pada masyarakat Barat.

Lalu mengapa hari ini Google merayakannya?…

Pada 25 Agustus 1609, (tepat 400 tahun yang lalu) ia mendemonstrasikan teleskop pada pembuat hukum dari Venesia. Selain itu, hasil kerjanya juga membuahkan hasil lain karena ada pedagang-pedagang yang memanfaatkan teleskopnya untuk keperluan pelayaran. Pengamatan astronominya pertama kali diterbitkan di bulan Maret 1610, berjudul Sidereus Nuncius.

Galileo menemukan tiga satelit alami Jupiter -Io, Europa, dan Callisto- pada 7 Januari 1610. Empat malam kemudian, ia menemukan Ganymede. Ia juga menemukan bahwa bulan-bulan tersebut muncul dan menghilang, gejala yang ia perkirakan berasal dari pergerakan benda-benda tersebut terhadap Jupiter, sehingga ia menyimpulkan bahwa keempat benda tersebut mengorbit planet.

Galileo adalah salah satu orang Eropa pertama yang mengamati bintik matahari, diperkirakan Astronomi astronom Tionghoa sudah mengamatinya sejak lama. Selain itu, Galileo juga adalah orang pertama yang melaporkan adanya gunung dan lembah di bulan, kesimpulan yang diambil melihat dari pola bayangan yang ada di permukaan. Ia kemudian memberi kesimpulan bahwa bulan itu “kasar dan tidak rata, seperti permukaan bumi sendiri”, tidak seperti anggapan Aristoteles yang menyatakan bulan adalah bola sempurna.

Galileo juga mengamati planet Neptunus pada 1612 namun ia tidak menyadarinya sebagai planet. Pada buku catatannya, Neptunus tercatat hanya sebagai sebuah bintang yang redup.

Sumber : wikipedia.org

LOGO GOOGLE HARI INI : TOTAL SOLAR ECLIPSE OF 2009 JULY 22


Logo om google hari ini berubah sehubungan dengan akan terjadinya :

Total Solar Eclipse of 2009 July 22

Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) memprediksi datangnya gerhana matahari total yang akan melintasi separuh bagian bumi hari ini, Rabu (22/7).

Pemandangan gerhana dengan magnitudo 1,0799 ini akan terlihat di sepanjang koridor yang melewati sebagian wilayah bumi. Bayangan umbra akan mulai terjadi di India dan melintasi Nepal, Bangladesh, Bhutan, Myanmar, dan China. Situs resmi NASA kemarin melansir, setelah meninggalkan daratan Asia, jalur gerhana juga akan bergerak menyeberangi Pulau Ryuku di Jepang dan membelok ke bagian tenggara melalui Laut Pasifik, di mana total durasi maksimalnya hingga 6 menit 39 detik.

Pemandangan gerhana matahari total akan terlihat maksimal di Shanghai, China. Di Indonesia hanya akan terlihat gerhana matahari sebagian yang diperkirakan terjadi di wilayah bagian utara. Hal ini juga terjadi di Asia Tengah dan Laut Pasifik. Para ahli astronomi menyebutkan, gerhana matahari total ini akan menjadi gerhana dengan durasi terpanjang selama 141 tahun. Kepala Obervatorium Bosscha Taufik Hidayat mengatakan, gerhana matahari hari ini hanya akan terjadi secara parsial di Indonesia.

Gerhana matahari total secara parsial ini kemungkinan akan terlihat di wilayah Aceh, Kalimantan Barat, Sumatera, dan Sulawesi. “Pada daerah-daerah itu pun gerhana matahari tidak bisa dinikmati secara utuh,” kata Taufik kemarin. Menurut Taufik, gerhana ini akan terjadi sekitar pukul 07.00— 11.00 WIB. Gerhana ini merupakan gerhana total terpanjang yang terjadi pada abad ini. (okezone).

LOGO GOOGLE HARI INI ; NIKOLA TESLA

Mungkin anda bertanya ketika Browsing dengan Mbah Google hari ini,…. Koq logonya jadi seperti yang ada disamping?

Hari ini Mbah Gugel memperingati Kelahiran Seorang Ilmuwan Besar

Nikola Tesla (nama baptis: Николай; Lika, 10 Juli 1856New York City, 7 Januari 1943) adalah seorang penemu, fisikawan, teknisi mekanika, dan teknisi listrik Amerika Serikat kelahiran Serbia.

Tesla sering dianggap sebagai salah satu penemu terpenting dalam sejarah dan merupakan salah seorang teknisi terbesar dalam akhir abad ke-19 dan abad ke-20.

Tesla merupakan seorang perintis elektromekanik, tanpa kabel, dan daya listrik. Ia berketurunan Serbia dan menjadi warga negara Amerika Serikat pada 1891 selagi bekerja di negara tersebut.

Paten Tesla dan kerja teorinya merupakan dasar dari daya listrik arus bolak-balik (bahasa Inggris: Alternating Current, AC) modern termasuk distribusi daya polyphase, dan motor AC, yang ia umumkan pada Revolusi Industri Kedua. Setelah pendemonstrasian komunikasi tanpa kabel pada 1893 dan memenangkan “Perang Arus“, Tesla dianggap sebagai salah satu teknisi listrik AS terhebat.

Tesla dengan simbol T adalah Satuan Internasional (SI) dari intensitas magnet, pada konferensi CGPM (Conference Generale des Poids et Mesures) di paris pada tahun 1960, satuan ini diberi nama untuk menhormati penemunya dari Serbian-Amerika yaitu Nikola Tesla, dia seorang ahli listrik yang memberikan kontribusi penting pada bidang Keelektromagnetan.

Definisi
1 T = \frac{1 V.s}{m^2} = \frac{1 kg}{s^2.A} = \frac{1 N}{A.m} = \frac{1 Wb}{m^2}\,

Berikut penjelasan tentang kehebatan Tesla :

  • 30 hak paten dalam setahun
Di New York, Tesla bekerja untuk Edison. Ia merancang 24 jenis dinamo. Namun keduanya tidak pernah cocok. Maka, April 1887 Tesla mendirikan laboratorium sendiri. Dalam waktu singkat ia membuktikan, sistem arus AC (bolak-balik)-nya jauh lebih hebat dibandingkan dengan sistem DC (searah) Edison.
Hebatnya, kurang dari setahun ia telah mematenkan sekitar 30 karya. Malah 20 tahun berikutnya ia menelurkan penemuan di bidang teknik listrik dan radio dalam jumlah yang mencengangkan. Sayang, serangkaian kecelakaan memusnahkan banyak tulisannya. Mana mungkin ia mengingat setiap tanggal penemuannya? Namanya sebagai penemu pun sering terabaikan.
  • 200 lampu menyala tanpa kabel
Berbeda dengan Marconi, Tesla sangat peduli dengan transmisi energi bukan cuma dalam jumlah kecil berupa sinyal radio, tapi juga energi besar listrik untuk keperluan rumah tangga dan industri. Malah tahun 1899 ia membangun stasiun pengirim tenaga listrik raksasa di Colorado Springs, di dataran tinggi Rocky. Instalasi itu serupa lumbung berukuran 60 m2. Tepat di tengah atap ada rangka menara setinggi 60 m. Di puncaknya terpasang bola tembaga berdiameter 90 cm. Di dalam bangunan ada kerangka bulat berdiameter 23 m yang dipagari lalu dililit kawat sebagai kumparan utama pemancar, kumparan kedua berdiameter 3 m menempel langsung di tiang.
  • Memancing arus listrik bumi
Setelah itu, Tesla memulai proyek yang lebih ambisius, ia sebut sistem jaringan dunia. Dengan memanfaatkan getaran listrik alamiah bumi ini akan tersedia energi listrik yang murah dan universal. Didukung dana dari pengusaha kereta api terkemuka J.P. Morgan, ia memulai konstruksi kompleks transmisi di lahan seluas 800 ha di Wardencliff, Long Island, 100 km dari New York. Rangka kayu menara menjulang setinggi 45 m. Di atasnya dipasang elektroda tembaga berdiameter 30 m serupa donat raksasa dengan tabung berdiameter 6 m. Namun, tidak ada dana untuk menyelesaikannya. Menara itu sempat berdiri selama 12 tahun, sampai akhirnya dirobohkan selama PD I demi alasan keamanan. Semua skema rancangan tidak terwujud, gagal pula proyek kota industri yang dirancang bersama rekannya, arsitek Stanford White.
  • Senjata sinar mematikan
Tesla menemukan senjata sinar dengan kekuatan dan ketepatan yang belum pernah ada sebelumnya. Apalagi, di akhir hidup Tesla meninggalkan isyarat yang menguatkan dugaan itu. Penemuanku bisa menghancurkan apa pun, manusia atau mesin yang ada dalam radius 320 km. Tapi, dalam artikel tahun 1935, ia menyanggah bila penemuannya menyebabkan perang. Ia mengaku benci perang. Perang tidak dapat dihentikan dengan membuat pihak yang lemah menjadi kuat. Cara paling tepat, membuat tiap bangsa, kuat atau lemah, mampu mempertahankan diri. Tiap negara, besar-kecil, tak akan kalah melawan musuh. Jika senjata itu diterima, hubungan antarbangsa akan mengalami revolusi.
Kecurigaan itu berekses tak menyenangkan padanya tak lama setelah ia berpulang, 7 Januari 1943, di kamar New Yorker Hotel di Manhattan. Sebelum tubuh kakunya dipindah, beberapa agen FBI masuk kamar, membuka brankas mini, dan mengambil semua dokumen yang diduga berisi detail rancangan senjata rahasia.

Dengan hasil temuan yang begitu banyak, maka layaklah kiranya Om Google memperingati kelahirannya.
Sumber :
1. http://id.wikipedia.org
2. http://budakfisika.blogspot.com

SAINS DAN KESADARAN SPIRITUAL

Albert Einstein yang hidup sekurun waktu dengan relativitas Eddington, H.A.Lorenz, dan Willem de Sitter pernah berkata bahwa yang namanya kreatifitas itu muncul dii titik pusat gravitasi kesadaran emosional manusia.
Tentu saja perkataan semacam itu nyaris menggebrak nyali para pengritus ilmu materialisma Barat yang memuja rasio sebagai cikal bakalnya ilmu.
Gebrakan yang membangunkan kesadaran baru itu mengatakan bahwa tenaga rasio yang selama ini terpuja sebagai rohnya ilmu, ternyata Cuma sekedar alat bantu belaka bagi proses pembuktian dan penajaman dari pengertian-pengertian baru yang muncul dari ‘kemampuan intuitif’


Selanjutnya menurut kreator Einstein, kreatifitas ilmiah menjelma berkat kemampuan ‘ekstralogika’ yang nonrasional, seperti juga pendapat seorang fisikawan nuklir Victor F. Weisskof bahwa sains memiliki akar dan asal di luar pikiran yang rasional.

Bagi para ‘kuli’ otak yang bermandi keringat di gurun-gurun ilmu yang kering kerontang nilai, pendapat tersebut begitu mengejutkan, menyambar kesadaran usang bak gledek di siang bolong, kendati sang matematikus Goedel dengan teorema Goedelnya masih lemah lembut menegaskan kembali bahwa sains Cuma mungkin hadir sebagai kerangka keilmuan yang sifatnya malahan ’nonilmiah’ !, Sekilas kedengarannya aneh bin unik, namun sang matematikus yang kesadaran ilmunya semakin jernih itu telah berhasil membuktikan bahwa suatu sistem aksioma mustahil mampu berdiri sendirian. Guna membuktikan kebenarannya, mau tidak mau toh kita memerlukan pengetahuan dari sistem aksioma tersebut.

Perlu disadari benar bahwa setiap kegiatan ilmiah tidak mungkin terhindar dari pelukan pengalaman manusiawi dalam areal yang lebar.
Apa landasan sains yang non ilmiah itu ? Tak lain adalah ’keyakinan’ setiap ilmuwan bahwa kebenaran ilmiah itu ’dipercayai’ sebagai hal yang relevan dan berguna.

Para ilmuwan di seantero jagat ini, yang mengaku dirinya merdeka, dalam artian telah tak rela membeo terhadap dogmatika ilmu yang konvensional, telah mulai sadar bahwa gugus emosional itu sebenarnya berlaku sebagai prakondisi karsa pencarian kebenaran ilmiah itu sendiri. Maka semakin lama semakin terkuaklah bahwa dalam sains sendiri ternyata termaktub aspek emosional dan non rasional sehingga gamblanglah bahwa intuisi dan daya yang irrasional sekalipun memiliki peran yang tak pantas disepelekan begitu saja dalam penelitian ilmu.
Bukankah setiap insan peneliti ilmu manapun akan diliputi rasa haru tatkala dalam benaknya menjelma pengertian baru? Siapa pula orang tak akan beremosi tinggi tatkala menjumpai temuan-temuan baru dalam alam yang penuh teka-teki ini ?

Sebelum Dr. Russel Cannon menemukan galaksi Carina Kerdil lewat teleskop Schmidt-nya yang selalu dipeluknya tatkala langit jernih di malam hari, dirinya senantiasa digeluti semacam kepercayaan bahwa nun jauh disana, di langit luas itu, masih bertebaran benda-benda langit lain yang belum tercatat pada peta astronomi. Dengan dimodali semacam kepercayaan pula maka para pakar ilmu membuat teropong bintang berdiameter 200 inci di Palomar Garden, teropong 236 inci di Pengunungan Caucasus, bahkan teropong langit bercermin ganda 591 inci di Hawaii yang mampu mendobrak tirai langit lebih teliti lagi sehingga galaksi Andromeda berhasil dipetakan dengan mudah

Setelah dorongan kepercayaan yang begitu subjektif menjumpai ”ilmu hisab” bagi kecepatan orbit planet terhadap bintang, maka saat terjadinya gerhana telah bisa ditentukan beberapa puluh tahun sebelumnya oleh manusia bumi, karena manusia bumi sendiri percaya bahwa kecepatan orbit benda-benda angkasa itu tak akan berubah dalam waktu tertentu.

Namun, sialnya dengan adanya ketepatan hisab pada sains, maka para pakar ilmu percaya bahwa ilmu merupakan patokan kebenaran mutlak yang universal sehingga kebenaran Allah sebagai sebab pertama dari adanya ilmu seakan dikesampingkan menjadi nomor kesekian sambil mereka lupa bahwa Allah yang Mahakuasa itu dapat saja mengubah segala sesuatu secara tiba-tiba, yang akan menjelmakan kesimpulan lain dari tabiat alam semesta yang diubah-Nya. Kita tidak tahu, sudah berpa kali kedudukan poros bumi diubah Allah. Kita pun tak tahu, berapa juta galaksi yang telah diledakkan Allah di angkasa raya, yang mengubah tabiat rotasi, yang mengubah tabiat orbit, dari mulai orbit zarah yang paling kecil hingga orbit benda yang paling besar dimana kita sekadar zarahnya yang tak berarti.

Dalam bukunya, Krisis Global Ilmu Pengetahuan, Dr. Hidayat Nataatmadja, yang merasa kecewa dengan gelar Ph.D.-nya yang dirasakan kurang berarti bagi pegangan hidupnya, dengan lugas mengatakan bahwa rsio yang kaprah digembar-gemborkan sebagai pedoman penunjuk arah itu Cuma omong kosong belaka. Sarjana jebolan Universitas Hawaii itu yakin bahwa yang pantas dijadikan pedoman hidup adalah kesadaran spiritual . Kesadaran spiritual yang bukan dalam ungkapan rasional, melainkan kesadaran spiritual yang berakar dalam dunia pengalaman dan rasa. Yang menjadi pedoman ialah rasa, motivasi spiritual, yang mendorong rasio menimbang atau menghitung alternatif-alternatif, dan memilih mana alternatif-alternatif itu yang paling baik. Bukan paling baik menurut rasio, melainkan paling baik menurut dunia rasa. Dan rasio sendiri sekedar salah satu alat timbang. Oleh sebab itu, jelaslah mengapa Bertrand Russel pernah mengatakan bahwa kretifita tidak mungkin diterangkan secara rasional. Dan awal keraguan yang dituding Descartes sebagai pembuka penalaran ilmiah pada dasarnya bermodalkan kepercayaan juga, dalam artian tidak ada kata ragu andai tidak dihantui rasa percaya. Jelas bahwa ilmu pengetahuan itu dimulai dari keyakinan. Mustahil para peneliti ilmu yang tidak meyakini sesuatu yang akan ditelitinya akan berhasil sehingga ia akan berupaya mencari sesuatu itu, sebagai contoh Madame Curie yang mengorbankan waktu tidurnya tatkala meneliti unsur Radium.

Manusia adalah makhluk yang doyan bertanya untuk meningkatkan nilai pengetahuannya. Namun ternyata tidak seluruh masalah yang dipertanyakan oleh manusia dapat dijawab secara memuaskan oleh ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia sebab ilmu pengetahuan milik manusia hanya bagaikan setetes embun bila dibandingkan dengan ilmu yang belum terkuak di Arasy-Nya, yang andai seluruh air lautan dijadikan tinta buat menuliskannya, tak akan cukup guna menyelesaikan menuliskan ilmu-ilmu Allah itu, sesuai dengan Firman-Nya dalam Surah Al-Kahfi :109 yang artinya:

Katakanlah: sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”.

Manusia dilahirkan, tak ayal lagi ditugaskan Tuhan guna membangun, terus membangun, membangun ilmu dan agamanya, membangun prasarana dan sarana fisiknya. Manusia berhak melaksanakan kekhalifahannya dalam kadar iman dan ilmu yang dimilikinya, dan dengan takaran iman dan ilmu yang dimilikinya itu pantaslah manusia untuk merelisasikan rasa syukurnya, mengamalkan iman dan ilmunya itu demi mencapai ridho Allah semata, dalam artian bahwa ilmu yang dikendalikan oleh kelurusan beragama, akan menyehatkan penggunaan ilmu itu sendiri. Sebaliknya, ilmu yang tidak didukung oleh kesadaran spiritual bagaikan bayang-bayang yang tanpa sosok, bagaikan akibat yang lepas dari sebabnya. Malahan tampaknya tidak masuk akal.